Kehidupan di sekolah emang nggak pernah jauh-jauh dari yang namanya pergaulan. Entah pergaulan yang baik atau yang buruk. Sayangnya kita hidup di zaman yang orang-orangnya pada suka ngasih label, ngasih cap, terhadap apa yang mereka lihat, mereka dengar, atau mereka amati. Sialnya lagi, kegiatan memberi label atau cap ini dilakuin cuma dari satu sudut pandang, atau bisa aja kita ngasih cap ke seseorang hanya karena kita denger cerita tentang dia dari orang lain.
Dalam suatu sekolah, pasti ada deh yang namanya kelompok, geng, atau squad apalah itu terserah. hal ini sudah wajar, karena kalau kita dalam situasi lingkungan yang baru, diri kita akan bergerak dengan sendirinya untuk mencari orang-orang yang cocok dengan kita, yang bisa kita jadiin temen. jika skala sekolah ini diperkecil lagi jadi lingkungan kelas, maka sudah bisa sangat terlihat kelompok a, kelompok b, dan lainnya. Kalian boleh bilang, "nggak kok, kelas gue kelas kompak, nggak ada yang namanya kubu-kubu an." okay, kalau gitu bagus. Tapi kadang, dalam suatu kelas yang katanya kelas paling kompak sekalipun bisa aja terjadi yang namanya kubu meski dalam skala yang kecil banget.
Karena, yaa, nggak semua murid dalam suatu kelas itu punya kepribadian yang sama. nggak semua murid bisa akrab sama semua murid yang ada disitu. jadilah kita memakai label 'terheboh' 'terpendiam', right?
Nggak jarang dari kita menganggap seseorang yang pendiam itu sebagai suatu kekurangan dan kelemahan, come on, hanya karena minoritas bukan berarti jadi suatu kekurangan. we have our own life, our own way for being social human. Buanyaakk banget public figure, ilmuwan, dan tokoh-tokoh penting lainnya yang punya kepribadian introvert. Masing-masing dari kita cuma harus tahu how to control ourself, how to improve our quality our personality. dan jadi manusia yang lebihh baik lagi, yang punya peran penting bagi lingkugan di sekitar kita.
Bakal lebih sederhana ceritanya kalau masing-masing dari kita punya sikap saling mengerti, memahami, nggak banyak mikir negatif, dan percaya satu sama lain. kalo kata temen gue,
Kalau kita menyebut orang ansos karena menutup diri dari lingkungan sosialnya, lantas apa kita masih pantas di sebut makhluk sosial jika sikap kita justru menjauhinya?
Kita nggak punya hak satu pun buat menghakimi seseorang, kita nggak punya hak satu pun buat menyakiti perasaan orang lain. kewajiban kita sebagai manusia sosial cuma untuk mencoba peduli satu sama lain.
ini hal yang sangat wajar kalau umur mereka belum dewasa, biasanya pas di SMA atau SMP.. tapi kalau di perkuliahan sangat jarang (dikelasku) gak tau dikampus lain hehee...
BalasHapusBetul kak, memang dalam masalah ini lebih sering terjadi di lingkungan pelajar baik SMP atau SMA. Tapi tetap saja masalah ini merupakan persoalan yang sangat tidak mengenakkan jika terjadi di kehidupan sekolah😊 terimakasih sudah mampir dan memberikan komentar:)
HapusIni sangat membantu dan memotivasi aku yang merasa diasingkan di kelas, yaaa teman sih ada, tapi tidak ada yang sangat dekat spt mau ke kantin bareng atau seru2an bareng.. rasanya beda banget sama di SMP ��
BalasHapusKadang aku juga merasa masa SMA itu yang nggak bisa dilupain 'pengalamannya' dan hal-hal baru lainnya. Tapi untuk friendshipnya lebih suka di SMP hehe. Dalam pergaulan kita harus pintar menentukan mana teman yang baik dan buruk, tapi jangan sampai kurang pergaulan juga:) terimakasih sudah mampir dan komentar:)
HapusMakasih udah ada yang mau nulis tentang ini, saya sendiri termasuk kedalam kaum minoritas tersebut. Saya sekarang kelas 11 SMK dan dari kelas 10 saya udah merasa diasingkan dikelas, padahal saya tidak terlalu bodoh bahkan dapat peringkat 5 besar dikelas. Tapi rata-rata teman2 perempuan dikelas lebih memilih bergaul dengan yang sama2 cantik,gaul,populer,followers instagram berjumlah ribuan dan bahkan mereka membuat sebuah gang :') saya harap ada salah satu dari mereka yang membaca tulisan kamu dan menyadarinya
BalasHapusintinya selagi kita bersikap baik dan asik ke temen-temen sih, mereka juga akan memperlakukan kita seperti itu. nggak harus ada dalam kelompok mereka, yang penting kita tetep jaga hubungan pertemanan aja sih menurutku. lagipula kita bisa milih, temen mana yang sekiranya baik buat kita. terimakasih sudah mampir dan kasih komentar ((:
HapusIyaa Kebanyakan Teman 2 itu melihat kekurangan kita dan Gengsi gitu..... Terima Mbak atas Motifasinya.
Hapusterimakasih kembali"))
HapusIya mba Sama Dari smp -sma saya juga selalu dikucilkan Dan tak ada dilingkungan ini yg menerima saya apa adanya sedih rasanya saya sendirian apalagi temen deket saya yg saya percaya dari sma udah ninggalin saya Dan ngelupain saya ketika saya lagi putus asa Dan down Dan saya meresa sendirian Dan gak punya Kerjaan untuk bantui. Orang tua saya Dan saya ingin membahagian mereka itu saja
BalasHapus